KESEMPATAN

Ada 3 tipe manusia dalam melihat sebuah kesempatan. Orang yang lemah, menunggu kesempatan. Orang yang kuat, menciptakan kesempatan. Orang yang cerdik/bijak memanfaatkan kesempatan. Bagi orang lemah, bila kesempatan belum datang, dia akan menunggu dan menunggu sampai kesempatan itu datang, Bila ditunggu kesempatan belum juga datang, dia berpikir, yah…. Ini memang nasibku. Tipe kedua: bagi orang kuat, bila kesempatan belum datang, dia akan mengunakan berbagai macam cara, kreatifitas, koneksitas, dan segenap kemampuannya untuk menciptakan kesempatan itu datang padanya. Tipe ketiga: bagi orang cerdik/bijak, dia akan memanfaatkan kesempatan karena dia menyadari kesempatan adalah sesuatu yang berharga, belum tentu kesempatan itu datang untuk kedua kali. Memang pada kondisi tertentu, kadang munculnya kesempatan itu butuh pematangan waktu. Kita perlu menunggu sesaat, tetapi bukan dengan sikap yang pasif, sebaliknya, kita menunggu kesempatan itu dengan sikap waspada, proaktif dan penuh kesiapan. Seperti sikap seekor kucing yang akan menangkap tikus, kucing bisa dengan sabar, waspada, penuh kesiapan menunggu kesempatan tikus keluar dari lubang persembunyiannya. Begitu tikus keluar, kucing akan segera menyergap mangsanya. Keberhasilan kucing melumpuhkan tikus adalah serangkaian proses melakukan 3 hal di atas, yaitu kemampuan menunggu kesempatan bukan secara pasif tetapi proaktif, penuh kesiapan. Begitu kesempatan tercipta langsung dimanfaatkan. Kesempatan merupakan salah satu faktor yang harus dimiliki bagi siapa saja yang mau mengembangkan diri. Tanpa kesempatan yang tersedia, tidak mungkin kita bisa sukses. Oleh karenanya bila kesempatan belum datang, kita harus berusaha menciptakannya, bahkan di dalam kesulitan pun. jika kita punya keuletan untuk berusaha terus menerus, suatu hari, kesempatan pasti akan datang. Dengan kreatifitas, kerja keras, keuletan dan niat baik, kita mampu ciptakan kesempatan, memanfaatkan kesempatan untuk mengembangkan diri semaksimal mungkin dan memperoleh kehidupan yang lebih baik, lebih sukses, dan lebih berarti !!! Yakinlah bahwa di dalam setiap kesulitan pasti terdapat kesempatan

Depresi Adalah Gerbang Bunuh Diri

{Dan, janganlah kamu membunuh dirimu sendiri.} [QS. An-Nisa:29]

{Dan, janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam kebinasaan.} [QS. Al-Baqarah:195]

Berita-berita yang disiarkan oleh beberapa kantor berita menyebutkan bahwa penyakit depresi telah pula menyerang mantan presiden Amerika serikat, Ronald Reagan. Penyakit ini menyerang Reagan saat usianya telah melewati tujuh puluh tahun, dimana seharusnya ia tidak lagi menghadapi tekanan dan berkali-kali menjalani operasi.

{Kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.} [QS. An-Nisa:78]

Banyak orang terkenal dan secara khusus menerjunkan diri ke dalam dunia seni, terutama mereka yang terkena penyakit ini. Depresi telah menjadi penyebab utama – tapi bukan satu-satunya – atas kematian seorang penyair terkenal Salah Jahin. Demikian halnya dengan Napoleon Bonaparte yang dikatakan mati kerana terekan mentalnya di tempat pengasingannya.

{Dan, kelak akan melayang nyawa mereka sedang mereka dalam keadaan kafir.} [QS. At-Taubah:55]

Masih segar dalam ingatan kita tentang berita yang di-release oleh beberapa kantor berita dan kemudian menjadi headline media dunia, yakni tentang kejahatan yang dilakukan oleh seorang ibu berkewarganegaraan Jerman yang membunuh ketiga anaknya dengan sadis. Ternyata penyebabnya adalah depresi. Kerana kecintaannya yang berlebihan kepada anak-anaknya, dia khawatir akan mewariskan kepedihan dan tekanan hidup yang saat ini dia rasakan, kepada mereka. Keputusannya adalah menghindarkan mereka dari kepedihan ini dengan cara membunuh mereka…, kemudian dia sendiri bunuh diri.

Angka yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia [WHO] menunjukkan bahwa masalah ini sangat riskan. Pada tahun 1972 orang-orang yang terkena penyakit depresi ini hanya sekitar 3 persen. Angka ini naik menjadi 5 % pada tahun 1978. Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa 1 dari 4 orang Amerika menderita penyakit ini. Sementara itu, Ketua Konferensi Goncangan Mental [Mental Disorder] yang diadakan yang diadakan di Chichago pada tahun 1981 menyebutkan bahwa ada 100 juta orang penderita penyakit depresi ini di dunia. Kebanyakan dari mereka berada di Negara-negara maju. Statistik yang lain menyebutkan angka 200 juta orang.

{Dan, tidaklah mereka [orang-orang munafik] memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun.} [QS. At-Taubah:126]

Seorang bijak yang lain mengatakan, “Orang cerdik bukanlah orang yang mampu menambah keuntungannya, namun orang cerdik adalah orang yang mampu mengubah kerugian menjadi keuntungan.”

{Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.} [QS. Al-Baqarah:157]

Dalam peribahasa disebutkan: Janganlah anda membenturkan diri ke tembok! Artinya, janganlah anda melawan orang-orang yang tidak akan memberikan manfaat.

Jika kau tak dapat melakukan sesuatu maka tinggalkanlah. Lakukanlah apa yang busa kau lakukan.

Dalam peribahasa lain disebutkan: Janganlah anda menumbuk tepung!

{Kerana itu Allah menimpakan atas kamu kesedihan atas kesedihan, supaya kamu jangan bersedih hati terhadap apa yang luput dari pada kamu dan terhadap apa yang menimpa kamu. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.} [QS. Ali-Imron:153]

Artinya, masalah-masalah yang telah selesai dan telah berlalu jangan diungkit-ungkit lagi. Sebab, itu hanya akan menimbulkan kesedihan, kegoncangan dan waktu yang terbuang percuma.

Dalam pepatah lain disebutkan [ini merupakan pepatah Inggris]: Janganlah anda menggergaji serbuk kayu. Artinya, serbuk kayu jangan digergaji lagi, sebab pekerjaan itu telah selesai.

Peribahasa-peribahasa ini ditunjukkan kepada mereka yang selalu menyibukkan diri dengan hal-hal yang sepele, kepada mereka yang berlarut-larut dalam kesedihan, dan kepada mereka yang tak habis-habisnya menyesali masa lalu.

{Orang-orang yang berkata kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang: “Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak akan terbunuh.” Katakanlah: “Tolaklah kematian itu darimu, jika kamu orang-orang yang benar.”} [QS. Ali-Imron:168]

Jangan kau ulangi selalu kisah perpisahan, hibur dirimu, pasti akan terhibur.

Banyak hal yang bisa dilakukan oleh orang-orang yang tidak punya kegiatan untuk mengisi kekosongannya. Misalnya, membekali diri dengan amal salih, melakukan kebaikan kepada sesama, menjenguk orang sakit, melakukan ziarah kubur, memlihara masjid, ikut serta dalam kegiatan sosial, mejalin hubungan dengan orang-orang yang dicintai Allah, menertibkan rumah dan kantor, melakukan olahraga yang bermanfaat, serta membantu orang-orang fakir, lemah, dan janda.

{Sesungguhnya, kamu telah bekerja sungguh-sungguh menuju Rabb-mu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.} [QS. Al-Insyiqaq:6]

Aku tak pernah melihat yang sama dengan kebaikan rasanya manis dan bentuknya sangat menarik hati.

Bacalah sejarah, niscaya anda akan dapatkan cerita tentang orang-orang yang menderita, orang-orang yang terampas hak mereka, dan orang-orang yang mendapat musibah.

Setelah menguraikan pasal-pasal dalam pembahasan ini, saya akan memaparkan kisah orang-orang yang menderita dengan judul: Ta'azza bil Mankubin [Turutlah prihatin atas nasib orang-orang yang menderita].

Bacalah sejarah didalamnya ada ibrah, suatu kaum akan tersesat jika tidak mengerti kabar mereka.

{Dan, semua kisah dari rasul-rasul Kami kisahkan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu.} [QS. Hud:120]

{Sesungguhnya, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.} [QS. Yusuf:111]

{Maka, ceritakanlah [kepada mereka] kisah-kisah itu agar mereka berfikir.} [QS. Al-A'raf:176]

Umar mengatakan, “Ketika pagi tiba, saya tidak punya target apapun, kecuali saya akan menikmati semua qadha' Ilahi.”

Silahkan kematian, membidikku semaumu, kerana aku telah terlatih untuk berani.

Artinya, Umar sangat rileks menghadapi qadha' Allah baik yang manis maupun yang pahit.

Ada yang mengatakan, “Saya tidak peduli kendaraan mana yang akan saya naiki. Jika harus mengendarai kefakiran, maka itu artinya harus bersabar dan jika harus mengendarai kekayaan, maka itu artinya harus bersyukur.”

Dalam satu tahun, Abu Dzuhaib al-hudzali telah ditinggal mati oleh delapan anaknya kerana wabah penyakit. Kira-kira apa yang akan dia katakan? Dia hanya percaya, berserah diri, dan tunduk kepada qadha' Rabb-nya. Dia berkata,

“Kutunjukkan ketabahanku kepada orang-orang yang menghina, bahwa aku tidak pernah gusar terhadap kebimbangan zaman. Jika kematian telah mengulurkan kuku-kukunya, semua jimat yang kau pergunakan tak akan berguna.”

{Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah.} [QS. At-Taghabun:11]

Ibnu Abbas buta, dan untuk menghibur diri ia berkata,

“jika Allah telah mengambil cahaya dari kedua mataku, tapi di dalam nurani dan hatiku masih ada cahaya. Hatiku cerdik dan akalku tidak bengkok, di mulutku ada yang tajam seperti pedang terhunus.”

Itu hanyalah kiat Ibnu Abbas untuk menghibur diri dengan banyaknya nikmat yang telah diberikan kepadanya. Bagi dia, toh hanya kehilangan sebagian kecil saja dari keseluruhan nikmat yang diterima.

Kaki 'Urwah ibn Zubair buntung dan pada saat yang sama anaknya meninggal. Katanya, “Ya Allah, segala puji bagi Engkau. Jika Engkau mengambil, maka sebenarnya engkau telah memberi. Dan jika Engkau mendatangkan cobaan, maka sesungguhnya Engkau telah memberikan kesehatan. Engkau telah karuniakan padaku empat anak dan Engkau cabut satu diantaranya.”

{Dan, Dia memberi balasan kepada mereka kerana kesabaran mereka [dengan] surga dan [pakaian] sutera.} [QS. Al-Insan:12]

{Sambil mengucapkan, “Salamun 'Alaikum bima Shabartum.”} [QS. Ar-Ra'd:24]

Ketika Abdullah ibn ash-Shamah saudara Duraid terbunuh, maka Duraid pun menghibur dirinya setelah menyadari bahwa dirinya dirinya telah membela saudaranya itu sekuat tenaga. Namun tidak ada jalan untuk menghindari takdir. Saat kematian saudaranya, Abdullah Duraid berkata,

“Aku telah memukul kuda, kerananya hingga cerai berai. Hingga tampak padaku warna hitam yang pekat. Pukulan seseorang yang membela saudaranya, namun dia tahu bahwa manusia tidak akan abadi. Aku rendahkan emosiku, kerana aku tidak mengatakan kepadanya, Kau bohong dan aku tidak kikir atas apa yang ada di genggamanku.”

Diriwayatkan dari Imam Syafii bahwa dia pernah memberi nasehat dan menghibur orang-orang yang terkena musibah:

Biarkanlah hari-hari melakukan apa yang dia mau, dan relakan jiwamu jika qadha' telah ditetapkan. Jika qadha' telah turun, tak ada yang sanggup mencegahnya, tidak juga bumi dan langit.

Abul Athahiyyah berkata,

“Berapa kali sesuatu kau benci datang mengunjungimu yang Allah turunkan namun kau tidak menyukainya? Berapa kali kita takut kepada kematian, namun ternyata kematian itu tak kunjung tiba?”

Berapa kali kita mengira bahwa apa yang datang kepada kita adalah sebuah ketentuan dan akhir segalanya, namun ternyata itu justru semangat baru, kekuatan dan survive?

Berapa kali kita merasa bahwa jalan yang kta lalui menjepit kita, tali yang kita pegang putus, dan bentangan cakrawala yang ada di depan mata kita tiba-tiba menjadi hitam pekat, namun ternyata itu adalah kemenangan, pertolongan, kebaikan, dan kabar baik?

{Katakanlah: “Allah menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala macam kesusahan.”} [QS. Al-An'am:64]

Berapa kali dunia yang ada di depan kita tiba-tiba menjadi gelap pekat, jiwa kita terasa sesak, dan bumi terasa menyempit, namun tiba-tiba semua itu menjelma menjadi kebaikan, kemudahan, dan pertolongan.

{Jika Allah menimpakan kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya kecuali Dia.} [QS. Al-An'am:17]

Bagaimana mungkin orang yang sadar bahwa Allah lah yang mengendalikan segalanya, lalu dia akan takut kepada orang lain? Bagaimana mungkin orang yang sadar bahwa segala sesuatu itu ada di bawah kekuasaan Allah, lalu akan takut kepada orang-orang yang juga berada di bawah kekuasaan-Nya? Bagaimana mungkin orang yang takut kepada Allah juga takut kepada selain Allah? Padahal Allah telah berfirman,

{Maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku jika kamu benar-benar orang beriman.} [QS. Ali-Imron:175]

Kemuliaan itu ada di tangan Allah, ada di tangan Rasul-Nya dan orang-orang mukmin.

Di tangan Allah ada kewenangan.

{Dan, sesungguhnya tentara Kamilah yang pasti menang.} [QS. Ash-Shaffat:178]

{Sesungguhnya, Kami menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi [hari kiamat].} [QS. Al-Mu'minun:51]

Ibnu Katsir di dalam tafsirnya menyebutkan sebuah hadits qudsi yang berbunyi demikian: “Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, tidaklah seorang hamba meminta perlindungan kepada-Ku, kemudian langit dan bumi ingin memperdayakannya, pasti Aku akan membuatkan baginya jalan keluar dan kemudahan. Dan, demi kemuliaan dan keagungan-Ku, tidaklah seseorang meminta perlindungan kepada selain Aku, kecuali akan Aku balikkan bumi dari kedua kakinya.”

Ibnu Taimiyyah berkata, “Dengan LAA HAWLA WA LA QUWWATA ILLA BILLAHI, semua beban bisa ditanggung, semua goncangan bisa diatasi, dan semua kemuliaan bisa digapai.”

Oleh kerana itu, camkanlah kalimat itu, wahai hamba Allah! Sebab kalimat itu merupakan salah satu simpanan surga, salah satu danau kebahagiaan, dan merupakan salah satu jalan menuju ketenangan dan kelapangan hati.

Jangan Bersedih. Kerana yang Anda Sedihkan Itu Akan Berakhir

Kematian itu pasti datang kepada setiap orang. Entah dia zalim ataupun yang dizalimi, yang kuat maupun yang lemah, yang kaya maupun yang miskin. Kematian yang akan anda hadapi nanti bukan sesuatu yang baru. Kerana orang-orang sebelum dan setelah anda juga pasti mati.

Ibnu Bathutah menyebutkan bahwa di wilayah utara ada satu kuburan yang di dalamnya dikuburkan seribu raja. Di atas kuburan itu terulis:

Dan tentang raja-raja mereka, tanyakan kepada tanah kepala-kepala yang pernah dihormati itu kini jadi tulang belaka.

Persoalan yang membingungkan dalam kaitan ini adalah kelalaian manusia tentang kefanaan yang melingkupinya setiap pagi dan sore. Dan, anggapan bahwa ia akan hidup selamanya dengan selalu bergelimang kenikmatan. Juga, kepura-puraannya tidak mengetahui perjalanan yang pasti akan datang. Pula, kesembronoannya terhadap sebuah akhir yang pasti bagi setiap makhluk hidup.

{Hai manusia, bertakwalah kamu kepada Rabb-mu; sesungguhnya goncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar [dahsyat].} [QS. Al-Hajj:1]

{Telah dekat kepada manusia hari perhitungan amal mereka, sedang mereka dalam kelalaian lagi berpaling [daripadanya].} [QS. Al-Anbiya:1]

Tatkala Allah menghancurkan berbagi umat, membinasakan suku-suku, dan meluluhlantahkan kota-kota beserta para penduduknya yang zalim, Allah berfirman:

{Apakah kamu melihat seorangpun dari mereka atau kamu dengar suara mereka yang samar-samar.} [QS. Maryam:98]

Semuanya telah lenyap dari mereka, kecuali berita dan pembicaraan tentang dirinya.

Adakah kau memiliki kabar tentang penduduk Andalusia? Telah lewat perbincangan tentang mereka bersama waktu.

Jangan Bersedih, Hadapilah Kenyataan

Jika anda menganggap sesuatu yang mulia sebagai kehinaan, maka hinalah dia. Dan jika anda tidak mengharapkan sesuatu, maka jiwamu akan melupakannya.

{Allah akan memberikan karunia-Nya dan demikian pula Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah.} [QS. At-Taubah:59]

Saya pernah membaca sebuah cerita tentang seorang laki-laki yang melompat dari jendela. Di salah satu jari tangan kiri laki-laki tersebut melingkar sebuah cincin. Ketika laki-laki itu meloncat, cincin itu terpaut pada sebuah paku yang ada di sebuah jendela. Dengan jatuhnya tubuh laki-laki yang berat itu, paku yang ada di jendela itu menarik jari, dan putuslah. Tangan kiri laki-laki itu, tinggal empat jari. Ia pun berkata kepada dirinya, “Aku hampir tidak ingat lagi bahwa aku hanya memilki empat jari di tangan sebelah kiri. Dan, aku baru menyadarinya ketika aku teringat kejadian itu.”

“Allah menakdirkan dan Allah melakukan apa yang Dia kehendaki.” [Al-Hadits]

Jangan katakan ah, pada api. Jika kau katakan, ah, maka para pendosa akan bergirang dan air mata akan mengalir dengan deras.

Saya mengenal seseorang yang buntung tangan kanannya kerana didera penyakit kronis. Ia awet rupa, menikah, dan dikaruniai banyak anak.Ia bahkan bisa menyetir mobilnya dengan lancer dan melakukan pekerjaannya tanpa kesulitan. Seakan Allah menciptakan dua tangan untuknya.

“Terimalah dengan penuh kerelaan dengan apa yang Allah berikan kepadamu, niscaya kamu menjadi manusia yang paling kaya.” [Al-Hadits]

Hiburlah dirimu, maka dia akan gembira pada tempatnya. Apakah air mata mampu mengembalikan barang berharga yang telah lama hilang?

Alangkah cepat kita mampu beradaptasi dengan realitas. Dan, betapa menakjubkan kita mampu menerima kondisi kehidupan baru kita. Lima puluh tahun lampau, di dalam rumah hanya ada beberapa alat sederhana. Misalnya, alas dari daun kurma, sebuah tempat air sederhana, sebuah periuk dari tanah, sebuah mangkuk ceper besar, dan sebuah kendi. Tapi kehidupan tetap berjalan. Sebab kita rela dan menyerahkan kehidupan kita kepada kenyataan.

Jiwa akan terus meminta jika selalu kau manjakan. Sebaliknya, jika dikembalikan pada yang sedikit, dia pasti akan puas juga.

Pernah tejadi keributan antara dua kabilah di Kuffah. Tepatnya, di Mesjid Jami'. Masing-masing pihak telah menghunus pedang dan anak panah. Suasana kian panas. Hampir saja tengkorak lepas dari jasad.

Lalu keluarlah salah seorang dari masjid untuk mencari seorang juru damai penyabar. Dia adalah Al-Ahnaf bin Qais. Pada saat itu Ahnaf berada di rumahnya sedang memerah susu kambing. Dia memakai pakaian yang harganya tidak sampai sepuluh dirham. Badannya kurus dan penampilannya memprihatinkan.

Ketika dikabarkan tentang apa yang terjadi, ia tenang saja dan tidak kaget. Sebab, dia sudah terbiasa menghadapi kesulitan dan hidup dalam tekanan. Ia hanya berkata, “InsyaAllah, akan baik-baik saja!”

Setelah itu disuguhkan sarapannya, Seakam tidak terjadi apa-apa. Dan, sarapannya hanyalah sepotong roti kering, minyak, garam, dan segelas air. Sejenak dia membaca “Bismillah,” lantas makan. Selesai makan dia membaca “Alhamdulillah.” Dia berkata, “Gandum dari Irak, minyak dari Syam, air dari sungai Tigris, dan garam Marw adalah nikmat yang tiada tara.”

Sudah itu , dia mengenakan pakaian dan mengambil tongkat. Lalu berjalan menuju kerumunan massa. Ketika orang-orang melihatnya, serentak orang-orang berdesakan ingin melihatnya. Dan, baru tenang ketika ia mulai bicara. Spontan ia melontarkan kata-kata tentang perdamaian, dan meminta untuk segera bubar. Semua yang terlibat dalam keributan itu pun pulang. Keributan itu kemudian tidak terjadi, dan fitnah yang tadi menyulut emosi mereka hilang begitu saja.

Bisa saja seseorang mendapat kemuliaan, walau ia memakai selendang lusuh dan kantong baju bertambal-tambal.

Dalam kisah di atas terdapat pelajaran yang bisa kita dapat. Diantaranya:

Kemuliaan itu bukan dengan kegagahan dan penampilan. Minimnya harta yang dimiliki seseorang bukan petunjuk bahwa dia hidup sengsara. Demikian pula dengan kebahagiaan, tidak dinilai dari jumlah kekayaan dan kemegahan.

{Adapun manusia, apabila Rabbnya mengujinya lalu Dia memuliakannya [dengan] diberi kesenangan, maka dia berkata, “Rabb-ku telah memuliakan aku.” Adapun bila Rabbnya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata, “Rabb-ku menghinaku.”} [QS. Al-Fajr:15-16]

Nilai manusia sebenarnya adalah bakat-bakat yang terpupuk dan sifat mulia. Bukan pakaiannya, bukan sepatunya, bukan istananya, dan bukan pula rumahnya. Bobot manusia itu terletak dalam keilmuan, kedrmawanan, kesabaran, dan akalnya.

{Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu adalah orang yang bertakwa.} [QS. Al-Hujurat:13]

Adapun hubunganya dengan bahasan yang kita bicarakan kali ini adalah bahwa kebahagiaan tidak terdapat dalam kekayaan yang melimpah ruah. Kebahagiaan tidak pula di istana yang demikian megah. Tidak juga pada emas dan perak. Namun, hadir di dalam hati dengan keimanan, ridha-Nya, kelembutan, dan sinarnya.

{Dan, janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu.} [QS. At-Taubah:55]

{Katakanlah: “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira.”} [QS. Yunus:58]

Biasakan diri anda untuk menerima qadha' dan qadar Allah. Apa yang bisa anda lakukan jika tidak percaya qadha' dan qadar Allah? Apakah anda akan masuk ke perut bumi? Atau akan mengambil tangga untuk naik ke langit? Semua itu tidak akan berguna dan sama sekali tidak akan menolong anda dari qadha' dan qadar Allah. Lalu bagaimana solusinya?

Solusinya adalah kita rela dan pasrah.

{Di mana pun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu. Meskipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kokoh.} [QS. An-Nisa':78]

Diantara hari-hari yang paling mengerikan sekaligus menakutkan dalam hidup saya adalah saat dokter spesialis menyatakan bahwa tangan saudara saya, Muhammad, harus diamputasi. Saat mendengar kabar inilaksana di sambar petir. Namun saya berusaha mengalahkan emosi dan mengembalikan jiwa kepada firman Allah:

{Tidak sesuatu musibah pun menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya.} [QS. At-Taghabun:11]

{Dan, berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. [Yaitu] orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rajiun.”} [QS. Al-Baqarah:155-156]

Ayat-ayat ini adalah tetesan air yang menyejukkan. Sebuah kedamaian, ketenangan, dan kemenangan.

Tak ada gunanya bagimu dunia yang ujungnya hanyalah ketakutan yang sangat kuat dan lubang yang paling kecil. Allah telah memberikan pahala terhadap apa yang kau minta.

Dia telah hadir saat umur kita masih kecil. Dan, kita tidak memiliki siasat untuk berkelit dari semua itu. Siasat kita hanyalah iman dan menyerah kepada qadar.

{Bahkan mereka telah menetapkan tipu daya [jahat], maka sesungguhnya Kami akan membalas tipu daya mereka.} [QS. Az-Zukhruf:79]

{Dan, Allah berkuasa terhadap urusan-Nya.} [QS. Yusuf:21]

{Dan, bila Dia berkehendak [untuk menciptakan] sesuatu, maka [cukuplah] Dia hanya mengatakan kepadanya: “Jadilah!” Lalu jadilah ia.} [QS. Al-Baqarah:117]

Dalam sekali waktu, Al-Khansa' an-Nakha'iyah mendapatkan kabar bahwa keempat putranya gugur di jalan Allah dalam perang Al-Qadisiyah. Saat itu, yang langsung dilakukannya adalah memuji Allah dan berterima kasih kepada-Nya atas baiknya rangkaian takdir yang diciptakan Allah, atas pilihan-Nya yang terbaik, dan diberlakukannya qadha'.

Hal ini bisa terjadi kerana ada dorongan keimanan dari dalam dirinya. Juga, sebuah kekuatan dan keyakinan yang tidak pernah surut. Orang sepertinya akan diberikan pahala dan akan hidup bahagia di dunia dan akhirat.

Jika tidak melakukan itu semua, maka apa yang harus ia lakukan? Apakah ia harus murka, menghardik, berpaling dan menolak? Yang berarti kerugian dunia dan akhirat.

“Maka barang siapa rela, dia akan mendapatkan kerelaan itu. Dan, barangssiapa membenci, maka dia akan mendapatkan kebencian itu.” [Al-Hadits]

Sesungguhnya 'balsem' untuk menawarkan musibah dan 'obat' untuk mengurangi tekanan hidup adalah ungkapan kita yang tulus : INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI RAJI'UN.

Artinya, kita semua adalah milik Allah, makhluk-Nya dan berada dalam kekuasaan-Nya. Kiata berasal dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya. Semua perkara ada di tangan-Nya, dan kita tak punya kekuasaan sedikitpun.

Jiwaku yang menguasai sesuatu telah pergi, maka bagaimana mungkin aku menangisi sesuatu jika dia telah pergi.

{Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali wajah-Nya [Allah].} [QS. Al-Qashash:88]

{Semua yang ada di bumi ini akan binasa.} [QS. Ar-Rahman:26]

{Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati pula.} [QS. Az-Zumar:30]

Jika anda dikejutkan oleh kabar bahwa rumah anda terbakar, anak anda meninggal, atau harta anda lenyap, apa kira-kira yang akan anda lakukan? Tidak ada gunanya lari, tidak ada manfaatnya kabur dan menghindari takdir. Serahkan segala urusan kepada Allah, terimalah qadar Allah, sadarilah kenyataan yang ada, dan carilah pahala dari peristiwa itu. Sebab hanya itu yang ada di hadapanmu, tidak ada piliahan lain.

Ya, memang ada pilihan lain, tapi hina sekali. Dan saya peringatkan anda menghindarinya. Piliahan lain itu adalah menyesali apa yang terjadi dan menggerutu terhadap apa yang telah berlalu, serta marah sejadi-jadinya.

Tapi apa yang didapatkan dari itu semua? Yang didapatkan hanyalah kemarahan dari Rabb, kebencian dari sesama manusia, pahala yang hilang, dan dosa yang semakin banyak. Lebih dari itu, bencana tidak akan pergi, derita itu tidak akan hilang, dan takdir anda yang sudah seperti itu tidak akan pernah diubah.

{Maka hendaklah ia merentangkan tali ke langit, kemudian ia melaluinya, kemudian ia melaluinya, kemudian hendaklah dia pikirkan apakah tipu dayanya itu melenyapkan apa yang menyakitkan hatinya.} [QS. Al-Hajj:15]

PLANING TEMEN KECIL

SEMALEM
1.td malem main ama sapa?>> ..
2. td malem terakhir ketemu ama sapa?>> ..
3.td malem ada yg dikerjakan??>> n0nt0n,, ched,, dngeRin lagu,, sms-an,, bubu..
4. td malem ngrasa cape?>> mayann..
5. td malem pulang jam berapa???kemana???>> ..
6. td malem pergi ama siapa??>> ..
7. td malem bobo jem brp>> jem 11an..
8. td malem mimpi apa??>>..
9. td malem kangen ma siapa???>> ..
10. td malem apa yg menjadi doa-mu ???>> ..
PAGI
1. tadi bangun jam brapa?>> 6..
2. Pagi tadi sarapan apa???>> ..
3. Pagi tadi minum apa??>> ..
4. Pagi tadi mandi jam berapa???>>
5. Pagi tadi apa yang kamu lakukan??>> ..
6. Pagi tadi apa yg kamu rasakan??>> ..
SIANG
1. Siang ada acara apa ??>> ..
2. Siang makan apa??>> baks0..
3. Dimana dan ama siapa?>> ..
4. Siang apa yg kamu pikir ??>> ..
4. Kalo beneran terjadi ???>> ..?
5. Apa yg bikin kamu kaget siang ini ??>> ..?
6. Emang knapa kaget??>>
BESOK
1. Besok apa rencana kamu???>>..
2.Besok mau pegi kmana?>> ..
3. Besok pengen makan apa??>> ..
4.pengen ditemenin siapa??>> ..
5. Kalo ga ada yg nemenin ?>> ..